Sabtu, 16 Juni 2012

Salam Perpisahan


Salam Perpisahan…

lima bulan bukanlah waktu yang lama, namun tidak pula sesingkat yang dikira. Dalam lima bulan kami bisa melakukan apa, tak selepas mengucap kata-kata yang tertutur teratur sesederhana untuk bercerita. Kami mengawali hari dengan pertemuan persahabatan, menjalaninya dengan hikmat kebersahajaan, mengakhiri dengan deraan dekapan yang tak mau terlepaskan. Tiada kata terucap, melainkan tatapan kuyu tak mau menjauh, akhir yang begitu tidak adil. Tatkala alur cerita kami sedang klimaks, mengapa harus mundur tanpa aba-aba yang bertanda.

Dedaunan pohon akasia di tepi lapangan seperti mengikuti gerakan lambaian tangan setiap orang seakan merasakan pahitnya hati karena perpisahan. Tembok tua rafflesia pun hanya mennganggukkan kepala tak rela melepas kebersamaan yang telah tercipta. Tak ada lagi langkah-langkah kecil kaki-kaki  yang menyelusuri koridor panjang itu, tak ada teriakan tawa riang canda dimalam-malam, tak ada lagi suara gitar pengantar tidur, tak ada lagi desingan raket pemukul bola tangkis di taman, tak ada lagi jejeran sepatu yang berbaris rapi di batas suci tatkala panggilan Tuhan menggema,
Tak ada lagi…dan tak ada lagi

Kami hanya mengulurkan tangan sebagai salam perpisahan, memberikan dekapan sebagai bukti persaudaraan. Meskipun kelihatan tegar, suara hati hanya insan yang bersangkutan dan Tuhan yang berkawan. Wajah ini terpaksa gembira berpoles kebohongan, karena memang tak satupun orang yang menyukai perpisahan. Mengapa waktu tidak bisa dikawal putarannya, tiba-tiba saja sudah bertepi. Memang waktu yang mempertemukan, namun mengapa masa tak berpeluang bercampur tangan lebih lama. Kami mengerti dengan sadar pertemuan itu adalah awal dari perpisahan. Tapi menghindari pertemuan bukankah bagian dari kepengecutan?

Waktu ini masih akan berputar, meskipun tetap tak terkawal. Namun kami percaya ada masa yang akan menjemput pertemuan ini lagi, meskipun di tempat yang tak bertuan, tanpa tembok rafflesia dan indahnya lambaian akasia di tepi lapangan.
Akhirnya…
Ketika masa sepi datang, ingat lah masa ketika deraan tawa yang pernah kita teriakkan
Ketika masa bosan datang, ingatlah ketika ejekan canda sebagai teman
Ketika rambut sudah tidak lagi hitam, ingatlah saat ketika kita merasa gagah di awal pertemuan
Ketika sakit menyerang badan, ingatlah kata-kata penghibur penyemangat dari teman-teman
Ketika ingatan sudah mulai kurang tajam, hari ini akan tetap menjadi tak terlupakan…
Ingat lah kawan,,,, Hidup Ini cuma sekali dan penuh dengan kejutan. Sampai jumpa lagi dilain kesempatan!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar