Kamis, 15 Maret 2012

Bulan di langit Rafflesia……………….

Perjalanan kami…

Bukanlah tinggi nya hasrat menakhluk kan panjangnya jajaran bukit Barisan

Mengapung digemerlapnya warna danau Kalimutu

Menengadah sang Surya dari balik punggung Gunung Semeru

Berlari liar di belantaranya hutan Borneo

Ataupun,

Sekarat menahan rapuhnya tulang tertusuk semilir angin putih Jaya Wijaya

Tapi…

Perjalanan kami

Berawal dari sebuah keteguhan hati

Yang terpatri dalam sanubari

Bergetar dalam suara padu

Menggapai asa yang tak pernah bias

Untuk menjadi Ksatria dan Srikandi sejati

Penjelajah Nusantara Ibu pertiwi

Bandung, Maret 2012

-go3nk-

Chapter I

Mengharu biru di sore jum’at kelabu

Rafflessia, itulah tempat kami berkumpul. Sebuah asrama yang dibangun megah di zamannya, disaat puncak kejayaan dari klimaks profit margin sebuah perusahaan Negara. PT Pos Indonesia (persero) itulah tempat naungan kami dalam mencari nafkah saat ini. Kami adalah kandidat-kandidat terpilih dari sekian banyaknya pencari kerja dari seluruh nusantara, berbaur dari ragamnya Indonesia, dari ujung barat Sumatera hingga timur Papua. Kami tak peduli itu semua, perbedaan hanyalah warna. Kami hanya peduli ketika kami harus satu dalam kata, satu dalam langkah, satu dalam tujuan, menghargai setiap insan, karena kami adalah pilihan.

Asrama Rafflesia POLTEK POS Indonesia

Hari ini disediakan untuk kehidupan dan untuk digunakan
Hari ini untuk kami dan kami bisa lebih baik…

Satu hal yang harus kami syukuri dan patri dalam hati, setiap kami adalah orang yang beruntung. Setelah melewati beberapa seleksi yang sangat ketat, kami dapat menyelesaikan semua nya dengan baik. Tes terakhir yakni interview dan kesehatan membuat kami uring-uringan tak penuh kesabaran menantikan pengumuman itu. Pengumuman kelulusan yang seharusnya dijadwalkan hari kamis harus di tunda pada hari jumat 20 januari 2012 keesokan harinya karena hasil tes kesehatan belum sepenuhnya selesai. Satu hari serasa setahun. Namun, cakrawala selalu berputar dalam suatu bentuk kedinamisan yang membuat waktu juga bersiklus selayaknya sabda alam dari tangan penguasa, sampai jua kami di hari penantian itu.

Debar jantung yang berdetak lebih cepat tak kuasa melihat setumpuk amplop putih yang berisi kata-kata penentu nasib kami kedepan. Apakah takdir kami memihak keinginan hati, ataupun tetap memilih memberikan pengertian untuk masih melanglang buana diluar sana. Situasi terasa terdramatisir sedemikian rupa, ketika satu persatu nama dipanggil untuk mengambil amplop sakti itu. Amplop harus di buka di luar ruangan. wajah sumringah dan bahagia kemudian muncul. Tak pelak wajah sedih dan tangisan pilu pun pula hadir dalam suatu sore yang haru biru itu. Peluk dan ucapan selamat diberikan kepada mereka yang lulus. Yang belum beruntung pun dihibur dan dijauhkan dari bermuram durja. Bagaimanapun jua hidup mesti berlanjut.

Kekalahan sesungguhnya bukan lah karena kegagalan, namun kakalahan itu hadir ketika kita berhenti untuk mengalahkan kegagalan.

Dari 214 peserta yang mengikuti seleksi akhir Intake sarjana PT pos Indonesia 2012, hanya 120 nama yang menjadi calon jajaran pegawai perusahaan BUMN ini. Sekali lagi, ungkapan syukur terlontar dari mulut-mulut kecil hamba Tuhan, yang senantiasa menengadahkan tangan memohon kebaikan, karena kami tahu ini adalah pilihan. Bagaimanapun, kami harus siap…karena sejauh mata memandang kedepan kami yakin akan menaklukan semua tantangan.

Walau dunia menyalahkan, pengalaman pahit menciutkan nyali,

orang-orang sekitar menertawakan, hambatan menghalang,

namun itu semua tidak menjadi masalah

karena kami benar-benar ingin menggapai impian.