Rabu, 02 Mei 2012

POK 2012 dalam cerita

www.facebook.com/goenk.andrian
Pembelajaran di kelas, di hari-hari…
Langkah-langkah kaki berirama mulai datang mendekati laman asrama Rafflessia, setelah tiga hari pengumuman kelulusan yang tertera di amplop putih jumat itu. Gurat wajah nan diiringi lenggang tangan berjemari tegar berpandang lurus kedepan berlalu lalang di koridor rafflesia silih berganti. Ini bukanlah suatu perlawanan, bukan….bukan itu, ini adalah sebuah keterbukaan untuk  memulai  suatu pertemuan. Pertemuan yang mengharuskan kami menyapa, berbicara, bersenda gurau dengan tawa kecil menahan tetesan air mata bahagia, pertemuan yang suatu nanti mesti di akhiri,  mesti dihadapi dengan senyum kecut, dengan mata sembab, persetan yang namanya perpisahan. Ini baru permulaan…belum terpikir bagaimana akhirnya, belum sama sekali, biarlah berjalan sebagaimana itu seharusnya terjadi.
Stelan putih hitam bersanding rapih menjadi penanda kami sebagai peserta baru Program Orientasi Kerja (POK) PT Pos Indonesia 2012 di temaram pagi itu. Kamar asrama kami begitu hangat karena dihuni tiga orang baru yang memang berbeda, berbeda asalnya, latar belakang pendidikannya, berbeda pulau dan samudera yang memisahkannya, berbeda selat dan semenanjungnya, membentang sebagai jembatan pengantar kami ke sebuah jagad  baru pembelajaran pertama, kami ingin tahu dan ingin kenal mereka, ingin bercerita. Sungguh cerita yang mengalir sempurna, setiap orang dengan mata berbinar saling berbagi kisah, mulai dengan cerita yang sederhana. Bahasa kaku yang semula dipakai hanya butuh waktu sementara saja untuk mengalurkan sentuhan riak tawa sebagai sandiwara. Setelah tampil rapi dengan melihat refleksi diri di depan cermin kecil, tak lupa wangi-wangian di pedarkan di busana. Suara kecil yang sedikit gaduh datang dari kelompok-kelompok kecil yang berjalan kearah yang sama, sambil bercengkerama ria menuju ruang kelas tempat pembelajaran kami selanjutnya. Pagi ini, selasa 24 Januari 2012 tepat ketika mentari mulai naik menyapa manusia dengan rengkuhan sinarnya, acara kami dibuka oleh Dirut SDM di ruangan halo pos 161. Tepuk tangan riuh riah menyemarakkan, secerah mentari yang mulai meninggi meninggalkan ufuk timur, namun kami dengan kepala tengadah masih menatap pandang lurus sempurna , bersunguh-sunguh,  menangkap setiap kata demi kata, kalimat-kalimat yang terlontar dari pembicara, yang tak putus-putusnya memberikan kami sanjungan, pujian, dan semangat agar menjadi insan pos yang akan memberikan perubahan ke depan.
Dua setengah bulan kami dijadwalkan mengikuti pembelajarah di kelas, di hari-hari… walau kadang kala ada rasa jenuh, kantuk, dan bosan menghujam otak sebelah kanan kami, kami senantiasa mensiasati dengan membuat kegaduhan. Tangan-tangan lihai mulai membuat bola-bola kertas kecil untuk dilemparkan ke teman-teman lain. Yang dilempar pun pula tidak mau ketinggalan, serangan balasan diluncurkan. Jungkat-jungkit kursi teman yang duduk didepan juga diperagakan, ketika kami mulai bosan dengan bola kertas lemparan. Itulah hari-hari kami, hari-hari yang penuh pembelajaran, karena kami ada untuk belajar di hari-hari…
Hari-hari kami sedikit tegang, malam-malam tertentu memaksa kami sedikit harus begadang. Memang pembelajaran tidak seharusnya dilakukan dalam semalam, namun demikian akan sedikit menjadi tertantang. Perjuangan untuk tidak menjadi peserta ujian ulangan, membuat mata tidak bisa terpejam. Kami belajar bersama, membuat pembahasan soal dan kasus yang mungkin masuk dalam pertanyaan ujian. Meskipun demikian, berdoa tak pernah kami tinggalkan, karena Tuhan lah yang menentukan.
Pagi-pagi sekali kami bangun dihari-hari ujian. Kadang kala terlintas di benak kalau posisi duduk juga mempunyai andil dalam menentukan masa depan. Meskipun ini aneh, kami tetap berbondong-bondong mencari posisi dudut dan belakang. Di dalam hati yang paling dalam, harapan untuk membuka diskusi dengan teman selalu membayang tatkala pengawas sedikit memberi peluang. Itulah kami, polah tingkah yang selalu memberi senyum, membuang gradasi material buruk melalui saringan persahabatan, dan kami cinta yang namanya sedimentasi keterbukaan, dan pengertian adalah katalisator kerinduan untuk saling bertemu lagi di masa-masa yang akan datang.                      


---Rafflesia,POK 2012---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar